Rabu, 14 September 2011

Peran remaja mesjid dan pegawai syarah dalam prospek pelayanan ummat dan manajemen pengelolaan masjid



¨Kata
 
Kata masjid berasal dari bahasa arab :sajada : yang berarti sujud
Secara etimologi  masjid  berarti tempat untuk bersujud.
Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat lima waktu
Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama 
Kata masjid berasal dari bahasa arab :sajada : yang berarti sujud
Secara etimologi  masjid  berarti tempat untuk bersujud.
Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat lima waktu
Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama 
.Di masa Rasulullah SAW ‘ selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial.
Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat,  Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah,
Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman,pusat,da’wah.dll  .
Fungsi utama Masjid  adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah.
Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah pokointi dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya.
Shalat berjama’ah merupakan Sebenarnya indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.
 
 
Keberadaan sebuah masjid p
Keberadaan sebuah masjid perlu dijaga karena sangat terkait dengan sumber paradaban islam, yang mengandung nilai harkat dan martabat kaum muslim.
Bila masjid termarjinalkan begitu saja maka kita telah mengabaikan salah satu lembaga yang menjadi pilar utama dalam penegakan syariat Isam di Aceh. Al-qur`an memesankan kepada kita agar senantiasa memakmurkan masjid, karena disitulah tercipta tarbiyah Islamiyah.
Allah berfirman : “  yang memakmurkan masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hri kiamat, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, dan tidak merasa takut, melainhkan hanya kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs. At-Taubah: 18)

erlu dijaga karena sangat terkait dengan sumber paradaban islam, yang mengandung nilai harkat dan martabat kaum muslim.
Bila masjid termarjinalkan begitu saja maka kita telah mengabaikan salah satu lembaga yang menjadi pilar utama dalam penegakan syariat Isam di Aceh. Al-qur`an memesankan kepada kita agar senantiasa memakmurkan masjid, karena disitulah tercipta tarbiyah Islamiyah.
Allah berfirman : “  yang memakmurkan masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hri kiamat, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, dan tidak merasa takut, melainhkan hanya kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs. At-Taubah: 18) 
Dalam komunitas muslim, masjid disamping dapat menggambarkan kuantitas kaum muslimin yang ada, juga dapat mencerminkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam.
Bila suatu daerah ditemukan sebuah masjid yang besar dan megah, maka asumsi pertama yang di peroleh adalah di tempat tersebut mayoritas kaum muslimin
.jika setelah dikaji ternyata masjid yang besar dan megah minim jama`ah maka akan muncul kesan masyarakatnya gemar bangun masjid akan tetapi alpa memakmurkan masjid.
 
Kemakmuran masjid sangat tergantung pada tinggi dan rendahnya sumber daya manusia yang mengelolanya. Karena itu perlu  adanya pengelolaan manajemen kemasjidan yang melibatkan remaja dan para pegawai syarah
Pengelolaan masjid kedepan butuh orang-orang yang visioner serta telaten  dalam berbagai bidang. Optimalisasi fungsi masjid baik pada tingkat intensifikasi maupun ekstensifikasi sangat tergantung pada sejauh mana kita telah mempersiapkan pemuda dan remaja yang memiikih ghirah yang tinggi untuk memakmurkan masjid.
Dari aspek histories pada masa Rasulullah SAW, peranan masjid bukanlah semata-mata sebagai tempat ibadah,apa lagi hanya sebagai tempat shalat jum`at yang hanya dilakukan seminggu sekali, akan tetapi juga sebagai Pusat Dakwah, Pendidikan, social, budaya, ekonomi dan politik. Dengan demikian

Aplikasi Pembinaan Pemuda dan Remaja Masjid
Pemuda dan remaja masjid merupakan kelompok usia yang sangat potensial
.
Generasi muda identik dengan harapan bangsa, harapan keluarga, masyarakat, agama dan harapan negara. Dalam konteks kemasjidan generasi muda menjadi tulang punggung dan harapan besar bagi pemakmuran masjid baik sekarang maupun masa yang akan datang
.
Karena itu Islam juga memandang pemuda sebagai harapan. Ini tampak dari perhatian Allah dan Rasul-NYA yang begitu besar terhadap pemuda.
Allah dan Rasul mengisyaratkan bahwa meskipun seseorang berada di usia muda, dia akan tetap bisa hidup dengan baik dengan tetap perpedoman pada nilai-nilai ajaran Islam

Di antara isyarat Allah pentingnya generasi muda adalah di ceritakan kisah pemuda ”ashabul kahfi” yang diabadikan dalam Al-Qur`an. Dimana sekelompok pemuda yang istiqamah dalam mempertahankan Aqidahnya meskipun harus berhadapan dengan penguasa zalim.
Salah satu ciri pemuda yang dicintai Allah dan Rasul-Nya adalah pemuda yang terpaut hatinya untuk memakmurkan masjid dengan senantiasa beribadah kepada Allah. Untuk itu maka kepada pemuda harus dibekali:
a.PembinaanAkhlakulKarimah
Disamping harus membekali diri dengan akhlakul karimah pemuda dan remaja masjid harus bertanggung jawab terhadap akhlak jama`ah. Karena akhlak itu sangat berpengaruh kepada citra
masjid
. Jika prilaku remaja dan pemuda tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman seperti , berjudi, minum khamar dan sejenisnya maka akan mempengaruhi pencitraan masjid.
Jika komplek masjid di hiasi oleh pemuda dan pemudi yang senantiasa  melanggar norma-norma agama,maka yang akan tumbuh subur adalah budaya yang tidak  mencerminkan ahklakul karimah.
b. Pembinaan kerjasama pemuda dan remaja masjid
pemuda dan remaja masjid dewasa ini dihadapi oleh berbagai problem yang muncul dalam masyarakat. Ada kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, narkoba, pergaulan bebas, balapan liar di jalan raya menjelang magrib dan sebagainya
.
Jika keadaan ini di biarkan begitu saja, kita akan mendapatkan generasi cacat moral yang akan menjadi benalu dalam masyarakat
karekter ini tentu tidak pernah kita inginkan.
pegawai syara  sebagai rasa tanggung jawab terhadap ummat dituntut  perannya  dalam membina dan meningkatkan kualiatas ummat.,
kita dituntut saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.. Untuk itu perlu strategi yang bijak dalm pengelolaan masjid.  :

1. Sebagai tempat beribadah.
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat
.
Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam

2. Sebagai tempat menuntut ilmu.
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam
.
Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
    3.Sebagai tempat pembinaan jama’ah

Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan
umat
Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis peradaban ummat. 
4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam
.
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut
untuk melayani ummat serta menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami.
Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas  remaja dan pegawai ayarah  dalam pelayanan ummat.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat.

Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan
.
Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid  serta program kegiatan penigkatan kualitas ummat.
Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam.
Pada abad ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam
. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat.
Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana .
 


AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID

Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya
.

Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid .
                                                  
AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID

Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya
.

Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid .
AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID

Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya
.

Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid . 

  .
Penguatan atau dalam istilah umum organisasi disebut konsolidasi (concolidation), adalah merupakan upaya menata sumber daya yang ada secara sistimatis dan terarah. Yang perlu dilakukan adalah meliputi:
a. Konsolidasi pemahaman Islam.
b. Konsolidasi lembaga organisasi.
c. Konsolidasi program.
d. Konsolidasi jama’ah
.
 
Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada jama’ah. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan, agar upaya perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan (continuous improvement).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar